Kamis, 26 Januari 2012

Bimbingan Psikologi bagi Pasien; Hubungan antara Aspek Fisik dan Psikis

Oleh: Nashruddin Hilmi, M.Pd.I.
Bimbingan Psikologi sangat penting dilakukan di setiap rumah sakit. Seseorang yang sakit secara fisik secara otomatis akan mempengaruhi kondisi psikisnya. Kondisi fisik yang terganggu jelas akan berpengaruh terhadap sirkulasi peredaran darah dan mengarah pada stabilitas kondisi psikis. Sejak pertengahan abad 20, para ilmuwan kimia organik, secara berturut-turut, telah menemukan bahwa setiap kekuatan akal, emosi, dan perilaku yang kita pelajari sekarang - yang disebut dengan gejala psikologis, penyakit kejiwaan, dan pikiran - tidak lain merupakan hasil berbagai intervensi dan pengaruh yang bersifat fisikal melalui sejumlah materi biokimiawi. Materi bio kimiawi itu kemudian disaring oleh seluruh sel yang ada dan masuk semuanya ke dalam darah ataupun pembuluh-pembuluh darah. Materi biokimiawi itu mengalir ke seluruh angota tubuh dan segera akan mengekspresikan emosi dan perilaku yang kita sebut dengan faktor kejiwaan; baik yang sehat (positif) seperti perasaan gembira, senang, dan lega; ataupun yang sakit (negatif) seperti perasaan marah, takut, gelisah, mengalami halusinasi, dan merasa teralienasi . Di sinilah letak penyebab mengapa orang yang mengalami sakit secara fisik, psikisnyapun akan ikut pula terganggu.
Omar Ali Syah, dalam buku Terapi Sufi mengemukakan, bahwa keadaan lingkungan berpengaruh terhadap jiwa dan kesehatan tubuh. Lingkungan itu telah menyebarkan ion-ion baik positif maupun negatif yang kemudian masuk ke dalam tubuh, menimbulkan situasi kejiwaan. Air terjun, sumber air, air yang mengalir; dengan kata lain, lintasan dan kontak unsur alam organik dengan unsur alam organik lain, akan menghasilkan ion negatif, artinya tidak ada pergesekan, tidak ada panas. Alat-alat listrik, kipas angin, kontak antara akrbon dan lilitan kabel yang berputar mengelilinginya, menimbulkan ion positif, artinya menimbulkan gesekan dan panas. Kesemuanya itu merupakan unsur lingkungan yang menghasilkan ion-ion yang terserap ke dalam tubuh. Dengan demikian, dalam tubuh sebenarnya mengalir ion-ion, positif maupun negatif, yang akan mempengaruhi kondisi psikis dan fisik seseorang. Artinya, kondisi psikis maupun fisik seseorang dipengaruhi juga oleh kondisi fisik lingkungan yang menghasilkan ion-ion dan masuk ke dalam tubuh. Oleh karena itu penciptaan lingkungan yang sehat dan alamiah sangat penting bagi kesehatan fisik dan mental seseorang.
Sejak tahun 60-an, ilmu pengetahuan telah menemukan ratusan materi kimiawi di dalam maupun di luar tubuh. Semuanya berperan dan memunculkan berbagai gejala dan penyakit kejiwaan; semuanya mengalir, mewujud, atau merasuk ke dalam darah. Materi-materi kimiawi itu mengalir ke seluruh anggota tubuh yang segera akan memperlihatkan gejala lahiriah kejiwaan. Dengan demikian, gejala kejiwaan merupakan fenomena psikis maupun fisik yang disebabkan oleh adanya materi-materi kimiawi dalam darah . Artinya, fenomena fisik mempengaruhi keadaan psikis seseorang.
Sebaliknya, adakalanya, seorang yang sakit bukanlah disebabkan oleh suatu penyakit phisik, tapi psikis (psikosomatis). Dari istilah psikosomatis ini, mengisyaratkan adanya hubungan yang erat antara jiwa dan badan yang saling mempengaruhi. Bila badan ditimpa suatu penyakit, jiwa ikut kesusahan. Demikian pula kalau jiwa ditimpa kesulitan maka badan turut menderita . Jadi, seseorang yang nampaknya sakit secara fisik, bisa jadi disebabkan oleh kekacauan psikisnya.
Dadang Hawari menyatakan, modernisasi, industrialisasi, dan kemajuan ilmu pengetahuan-teknologi (iptek) menimbulkan perubahan-perubahan sosial yang sangat cepat. Namun tidak semua orang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan itu sehingga dapat menimbulkan stres. Stres merupakan faktor pencetus penyebab atau akibat dari suatu penyakit. Akibatnya kesehatan fisik dan jiwa orang bersangkutan menurun. Perubahan-perubahan tersebut yang kerap bercorak sekuler telah mengakibatkan dehumanisasi, yaitu menurunnya nilai-nilai kemanusiaan, yang pada gilirannya dapat mengakibatkan seseorang jatuh sakit . Keadaan jiwa yang kacau telah melahirkan berbagai penyakit fisis pada seseorang.
Dalam beberapa puluh tahun terakhir, para ilmuwan yang biasa melakukan penelitian terhadap fungsi-fungsi dari sistem syaraf menemukan bahwa pemikiran, perasaan, dan perilaku merupakan aktifitas kehidupan yang digerakkan oleh aktifitas fisiologis sistem syaraf dan unsur-unsur kimiawi. Di dalam beberapa makhluk hidup yang dibekali sistem syaraf ditemukan pula adanya beberapa pusat syaraf yang berpengaruh terhadap munculnya penyakit, ketakutan, kenikmatan, kemarahan, gerak, serta bentuk-bentuk emosi dan perilaku lainnya. Pusat-pusat syaraf ini disebut dengan kumpulan otak hewani atau otak nabati .
Sementara Alfred Adler, sebagaimana dikemukakan oleh Olga Brody Oller, menekankan bahwa adalah absurd untuk belajar kondisi mental dan pergerakan jasmani secara terpisah tanpa hubungan terhadap seseorang secara utuh. Menurut Oller, tidak ada keraguan bahwa pasien yang tak dapat menyesuaikan diri selalu mengalami berbagai kesulitan dalam menanggulangi suatu penyakit fisik dibanding dengan seseorang yang mampu menyesuaikan diri dengan baik. Dengan demikian, adalah sangat dianjurkan agar perawatan fisik dilakukan bersamaan dengan teknik psychotherapeutic .
Dalam bidang kedokteran kini dikembangkan suatu cabang ilmu baru, yakni "psiko-neuro-endokrinologi". Ilmu ini menjelaskan hubungan antara faktor psikis, sistem persyarafan, dan kelenjar endokrin (sistem hormonal). Jika ketiga sistem tersebut terganggu maka terjadilah penyakit. Karena itu keseimbangan ketiga sistem hormonal amat penting bagi imunitas tubuh.
Virchow menambahkan bahwa pendekatan psikologis ilmiah terhadap permasalahan pribadi yang mungkin muncul pada diri seorang pasien merupakan sesuatu yang sangat penting dan mulia. Menurutnya upaya penyembuhan kekacauan jasmani dapat dihargai hanya ketika faktor emosional diselidiki sebagai tambahan terhadap orang yang sakit secara fisik . Bahkan, menurut Oller, secara statistic bisa diketahui bahwa hampir 50 persen pasien yang membutuhkan pengobatan medis adalah disebabkan oleh permasalahan neurosis . Prof.Dr. Aulia, dalam buku Agama dan Kesehatan Badan / Jiwa mengemukakan bahwa di Amerika pada taun 1957 telah ada hampir dua uluh juta orang yang menderita psikosomatik. Lebih lanjut, dalam berbagai pengalaman praktik kedokterannya, dia banyak menemukan kasus serupa, dimana orang-orang yang datang kepadanya, setelah dilakukan pemeriksaan medis tidak ditemukan adanya penyakit, namun setelah dilakukan pendekatan psikologis, ditemukan adanya permasalahan psikologis yang menyebabkan terganggunya fungsi fisik, menimbulkan penyakit fisik .
Dari uraian di ats, bisa disimpulkan bahwa bimbingan psikologi bagi pasien di rumak sakit merupakan sesuatu yang urgen dilakukan agar terapi penyembuhan bisa secara menyeluruh menyentuh segenap aspek pada diri pasien, baik fisik maupun psikis. Sehingga tercapai tujuan pengobatan, yaitu sehat fisik dan psikis, yang yang seutuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar